MENGUPAS ARTI SESAJEN MENURUT KEPERLUAN NYA
RITUAL SESAJI / SESAJEN
Ritual sesaji adalah suatu upacara adat untuk mempersiapkan sesajian untuk mempersembahkan kepada nenek moyang yang berupa uboh rampeh atau meliputi hasil tanam sebagai rasa syukur kita.
Sesajen asal kata dari sesaji yang mengandung makna Sa-Aji-an atau kalimah yang disimbolkan dengan bahasa rupa bukan bahasa sastra, dimana didalamnya mengandung mantra atau kekuatan metafisik atau supranatural.
Kata Sajen berasal dari kata Sa dan ajian,
- Sa bermakna Tunggal
- Aji bermakna Ajaran
- Sa bermakna Seuneu, bara atau Api (Aura-energi)
Bermakna Sa Ajian atau ajaran yang Tunggal atau menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sesajen mengisyaratkan bahwa keganasan atau kedinamisan alam, dapat diatasi atau ditangani dengan upaya menyatukan diri dengan Alam atau beserta alam, bukan dengan cara merusak atau menguasai alam. Ritual ini merupakan bentuk metafora atau Siloka penyatuan manusia dengan Alam. Kata Sa-ajian secara keseluruhan bermakna menyatukan keinginan (kahayang-kahyang) dengan keinginan alam atau beserta alam (menyatu dengan alam).
Benda sesajen berbeda dengan benda untuk persembahan, kurban atau tumbal. Sesajen hanya dibuat untuk kepentingan upacara adat skala kecil dengan tujuan yang berupa rutinitas adat dan memiliki "tujuan baik".
Benda sesajen biasanya hanya sederhana berupa rangkaian bunga dan daun yang berbau wangi seperti melati dan irisan daun pandan, kemudian buah-buahan dan makanan jajanan pasar, yang kemudian diiringi pembakaran kemenyan sebagai pengantar kepada nenek moyang.
Beragam Isi Sesajen Dalam Prosesi Pernikahan Jawa
Sajen Pasang Tarub
Pasang Tarub merupakan pemberitahuan atau menaikkan bleketepe yang terbuat dari anyaman daun kelapa. Pemasangan tarub dilakukan secara simbolis oleh ayah calon pengantin wanita. Seusai acara tarub, acara pun berlanjut dengan upacara Pasang Tuwuhan atau pasang tumbuh-tumbuhan yang ditempatkan di gerbang utama rumah atau dekat tempat siraman.
Tuwuhan terdiri dari setandan pisang suluhan atau matang di pohon, sebatang pohon tebu wulung (tebu hitam), cengkir gadhing (tandan dan buah kelapa gading), ranting dan daun pohon beringin, seikat padi, berbagai jenis daun-daunan antara lain daun keluwih, daun alang-alang dan daun opo-opo.
Sajen untuk upacara Tarub:
(a). Nasi putih (b). Ayam Panggang. (c). Dua ekor burung dara. (D). Sayur menir (bayam dan jagung muda dirisi iris), (e). Jajan pasarsatu nampan
(a). Nasi putih (b). Ayam Panggang. (c). Dua ekor burung dara. (D). Sayur menir (bayam dan jagung muda dirisi iris), (e). Jajan pasarsatu nampan
Sajen Siraman
Siraman menjadi ritual yang berkorelasi dengan memandikan calon pengantin dengan maksud menyucikan diri. Siraman akan dilakukan oleh sesepuh dari keluarga calon pengantin dengan menyiram air kembang tujuh rupa. Dalam acara siraman juga dipersiapkan sajen berupa; ayam Panggang bumbu bawang, ketumbar dan garam, dua buah kelapa yang baru tumbuh serta jajanan pasar.
Yang menarik dalam sajen siraman, nyanyi empunya hajat juga menyediakan tumpeng robyong. Tumpeng Robyong terdiri dari tumpeng nasi putih dengan bagian puncak tumpeng yang terangkat dari daun pisang dan ditancapkan telur rebus dan lauk-pauk lainnya yang ditusuk dengan lidi. Asumsi itu disertakan pula sayur-sayuran mentah dan bunga kenanga, ditata acak, agar terlihat rimbun atau 'robyong'. Tumpeng yang terlihat 'meriah' ini ditempatkan pada bakul atau tampah, memiliki makna agar, perhelatan dikunjungi banyak tamu.
Sajen WIDODAREN
Malam Midodareni merupakan ritual yang memiliki makna magis dan dramatis bagi calon pengantin wanita dalam kultur Jawa. Mengingat, malam tersebut diatur sebagai saat turunnya para bidadari dari langit ke bumi untuk bertandang ke kamar calon pengantin putri, dan 'menurunkan' kecantikan bidadari agar sang calon pengantin tampak bersinar jelita keeseokan harinya.
Sajen untuk upacara Midodareni berupa:
(a). Pisang Raja yang bagus menyatakan genap dua sisir (satu tangkep) dan seikat daun sirih ayu yang bagus.
(b). Jajan Pasar lengkap.
(c) Bunga setaman (Kembang Telon).
(d). Nasi Gurih atau nasi Wuduk beserta bumbu perlengkapannya (kedelai goreng dan krupuk kulit).
(E). Ingkung Ayam jantan lengkap dengan jeroannya.
(f). Sambel Goreng.
(g). Lalapan (timun, kemangi).
Sajen Akad Nikah
Dalam tradisi Jawa, upacara pernikahan juga menyertakan sesajen lengkap terdiri dari:
a). Cikal atau tunas kelapa dan tebu wulung yang dipotong-potong.
b). Pisang raja satu tangkep.
c). Kelapa kupas 2buah,
d). Benang Lawe satu ikat.
e). Sebuah welat, bambu tipis.
f) .Kinang atau satu set perlengkapan makan sirih.
g). Bunga Telon.
H). Ayam jantan hidup. (saya). Jajan Pasar.
j). Kelapa tanpa serabut dan letrek.
k), Alasnya kloso bongko, daun kluwih, daun opo-opo, daun dadap srep, daun nanas, daun alang alang, kain mori setengah meter.
l). Setangkap gula kelapa. Keseluruhan ditempatkan di satu bokor besar, kemudian sajen ini ditempatkan di dekat tempat berlangsungnya upacara pernikahan.
Sajen Sepasaran
Upacara Sepasaran juga biasa dikenal sebagai upacara Ngunduh Mantu. Tradisi ini lazimnya digelar setelah sepasar atau 5 hari seusai hari pernikahan di rumah orang tua pengantin pria. Dalam acara ini, disediakan Sajen Sepasaran yang disediakan sebelum upacara Ngunduh Mantu berlangsung.
Sajen untuk upacara Sepasaran:
(a). Jajan Pasar ditempatkan dalam satu tampah besar.
(b). Macam-macam jenang atau bubur, atau paling seidkit tiga macam, atau arti dari ganjil.
(c). Sego Janganan atau disebut Nasi Urapan dengan berbagai macam lauk-pauknya.
Lestarikan budaya jawi dan leluhur. Agar tidak diakui negara lain.
BalasHapusRahayu
Lestarikan budaya jawi dan leluhur. Agar tidak diakui negara lain.
BalasHapusRahayu
Lestarikan budaya jawi dan leluhur. Agar tidak diakui negara lain.
BalasHapusRahayu
share donk tentang tata cara menyajian sesaji
BalasHapus